Bagaimanakah Restu-MU?


          Tentang lelaki yang sedang ada dalam pikiranku, ada alasan tersendiri, mengapa aku sangat membuka kesempatan untuk lebih mengenal dan itu bukan karena “dia baik”. Baik itu relative, baik tidak bisa dijadikan alasan utama dalam menentukan pilihan. Bisa saja dia baik pada ku, tapi tidak dengan yang lain. Atau dia baik dengan yang lain tapi tidak denganku. Tapi, saat kita bercengkrama di waktu pendar bintang meninggalkan peraduannya, kamu selalu menyelipkan sebuah pesan. Bukan pesan romantic atau rayuan, tapi pesan sederhana yang bermakna kekuatan. Terlintas sesaat, kamu mampu menopang dan mengarahkan kendali.

Tentang lelaki yang sedang mengisi ruang pikiranku. Mungkin kamu memang belum berpangkat dalam posisi kerja. Mungkin juga masih berjuang meniti karier kesuksesan, Sempat bercerita tentang mimpi indahmu, meraih posisi di institute hebat, disitulah kamu menunjukan tanggung jawab mimpi yang tak mudah untuk dikalahkan.

Tentang kamuu, lelaki yang mungkin sedang menampakkan jati dirinya dihadapanku. Sempat menunjukan perasaannya bahwa cinta itu mulai terlahir. Tapi saat itu juga kamu meyakinkan pembekalan duniawi harus berjalan seiring. Pengharapan terlintas dalam tatapan “aku akan menjemputmu”. Tapi bijaksana berkata, “Jika memang ada yang lebih pantas untukmu, terimalah dia !!” Disitulah tergambar, tidak ada keegoisan yang dipertahankan.

Lagi lagi tentang lelaki yang sedang menemani dalam lamunan. Tidakkah kamu bosan menjaga ketidakstabilan emosi ku? Tidakkah kamu jenuh untuk tertawa menutupi manjaku? Dan tidakkah kamu lupa bahwa sedang mengalah disetiap perdebatan? Ntah apa yang terjadi, senyummu, seakan ikhlas tersimpan dalam manisnya cokelat yang selalu tersirat dibalik tatapan. Inilah seakan kesedihan enggan untuk berkenalan.

Lantas apa makna cerita ini? Bagaimana dengan restu-MU? Bagaimana keputusan yang dibisikan melalui mutiara hati kehidupan? Apakah benar dia, yang sedang dalam perkenalan? Apakah dia seseorang yang dititipkan saat senja menyapa? Tapi..dimana keyakinan itu? Seakan restu belum hadir dalam cerita yang sedang ada.

#baitdalamcerita
      08.08.16 

Comments