Bolehkah aku bicara tentang kota pengharapan? Boleh kah aku
bercerita, sedikit saja tentang kota Medan? Tidak..aku tidak ingin
kembali di masa lalu, hanya ingin berterimakasih saja, sempat
menjadikan malam yang indah di sepanjang Jalan Gatot Subroto.
Tumpukan burger yang nikmat kusantap berdua, burger yang belum pernah
aku rasakan di Jakarta. Racikan seafood dengan
rasa andalan asli khas kota dan sate Padang dengan bumbu sangat
kental kuat merasa. Yaap..malam yang terasa indah, ditaburi bintang
yang tak bosan menemani perjalanan, hangat yang pernah aku tatap kuat
melalui senyuman, belaian lembut jemari diiringi bias nya angin malam
yang mengemban.
Ingatkah kau wahai kota Medan?
Pernah aku hadir menjejaki dengan segenap mimpi. Hampir sempurna
kemudian dipilih untuk pergi. Terimakasih, aku sempat mencoba
menepaki janji, janji abadi yang hakiki, dengan senyum ramah bagai
pelangi. Heii.. kenapa aku jadi berimajinasi !!
Hei kota Medan, terimakasih kamu
mengiringi jejakku sampai Brastagi, dengan dia yang dulu sempat
berarti. Tolong sampaikan, aku tidak pernah membenci kehilangan, aku
rasa dari kehilangan ini, kembali menemukan seseorang yang membuatku
lupa untuk bersedih. Aku juga ingin berterimakasih, karenanya aku
sempat ikut serta mempelajari hal – hal medis yang menakutkan.
Hei kota Medan, kubur saja semua
jejak yang pernah aku ukir di malam itu. Tunggu aku kembali, pastinya
dengan segala pengharapan baru. Aku ingin memperkenalkan, jejak baru
kepadamu.
#baitdalamcerita
21.09.16
Comments
Post a Comment