Lagi – lagi harus aku ceritakan. Perasaan resah harus kembali dirasakan. Seakan kesakitan mulai menyapa hari indah yang sempat tersusun ramah. Kepingan puzzle yang aku temukan perlahan memudar seakan ingin meninggalkan wadah yang sedang aku susun. Bijaksana mulai membawa lepas pada kekuatan di keheningan malam. Seseorang yang pernah bertamu dalam bayang, mengetuk sajadah ku bertumpu tenang, dengan bimbang dan mengisyaratkan sebuah makna dalam sendu ambang.
Bijaksana
tersenyum ramah, mengikir aroma keakraban dalam lemah. Ntah apa yang
akan terjadi, berusaha berserah yang kemudian pasrah. Jujur yang ku
hela, memaksa berbelok haluan. Jujur yang terucap, memaksa merubahnya
menjadi kebohongan. Berbohong kuat untuk melepas menyerah.
Hye
hati, yang sempat tersusun rapi, akankah kamu menyerah dengan
pertemuan ini? Katakanlah seberapa nyaman harus bertahan? Seberapa
pantas aku melepas dan seberapa kuat aku berkutat? Tidak ada yang
pantas di sesali, sebuah makna indah yang tidak menjadi sia – sia.
Terimakasih pada waktu, telah menuliskan makna sebijaksana ini.
Semampu
nya aku bergerak dalam tegak. Tak akan mengikis senyum yang sudah
terlukis dan kamu, berlarilah semampu mu jangan menyerah dan jangan
memaksa.
#baitdalamcerita
18.10.16
Comments
Post a Comment