Mungkin sudah terlalu bosan aku bercerita tentang kenyamanan. Nyaman yang diam – diam aku rindukan. Kemudian waktu melepas kehilangan. Perlahan kembali digantikan dengan peradaban. Tidak letih aku mencari dalam lirih. Melihat segala sudut pandang yang aku raih. Aku tidak mengharap pamrih, hanya menunggu kasih putih yang jernih. Seakan aku sesak napas saat logika terbang seraya kapas. Senyummu terlontar lepas saat aksaraku tidaklah jelas.
Aku
sempat bemimpi, menginginkan dia yang sejati.
Seakan hati mengharuskan aku mencari sosok yang dinanti. Berfikir,
mimpi ku hanya khayal dan terhipnotis dari film yang dipahami, atau
lirik lagu yang membawa ku seakan mengilhami. Karena bertahun –
tahun aku mengarungi perjalanan dengan seseorang yang sedikit sekali
dari hal pengharapan. Jadi aku fikir, memang hanya mimpi dan tidak
akan terjadi. Karena rencana masa depan sudah tersusun seakan tak
akan mati. Berusaha aku hilangkan segala tentang mimpi.
Tapi
suatu ketika, keadaan membuatku merasakan indahnya kesempatan. Waktu
memberi kesempatan untuk menentukan. Cerita itu pergi meninggalkan
jejak kehilangan. Merasa kecewa, namun tidak merasa kesakitan. DIA
pasti mengetahui secara keseluruhan.
Saat
ini, aku sedang berjalan dalam sebuah pilihan. Perlahan segala
pengharapan mulai ditemukan. Seakan kepingan puzzle yang runtuh akan
segera utuh. Aku juga tidak mengerti, apakah ini nafsu hati atau
jawaban sebuah mimpi.
Khayal
yang sempat terbayang, perlahan datang. Walau masih jarak pandang
remang, tapi seakan jelas terpampang. Aku pun tidak mengerti apa yang
sedang ku hadapi. Inikah pilihan yang aku rindukan? Potongan puzzle
yang perlahan ditemukan.
03.10.16
Comments
Post a Comment