Strawberry Rasa Cokelat


       Hye kamu, strawberry merah, dengan aroma merekah dan daun hijau menepis gundah. Parasmu nan menggoda membuat mereka seakan jatuh cinta. Mereka yang bergumam, sulit untuk kembali terpejam, bahkan bertahan untuk bersemayam dari elokmu yang terus tersulam. Strawberry kau cantik nan rupawan.

        Sedangkan aku, hanya bongkahan cokelat cupu atau bisa menjadi lugu yang terus diam membisu. Aku hanya bongkahan cokelat yang hampa dan tidak memiliki apa – apa. Sepertinya mereka tidak akan terpikat, bahkan enggan untuk mendekat.

      Suatu ketika kamu datang menyapa, tersenyum manis menepi lirih. Mendekap aromatik keagungan yang sempat bias.

       “hye cokelat..tidak kah kamu memahamiku? memperhatikan bentukku? Di keelokan tubuh yang cantik, aku memiliki bagian yang kosong, mereka hanya melihat kecantikan warna, tapi mengacuhkan celah kehampaanku. Aku memiliki banyak lubang kecil di tubuh. Seluruh tubuhku terkikis oleh pori - pori halus yang menyelimuti. Bolehkah aku meminta padamu? Taburi sedikit saja aroma cokelat di ruang hampaku? Kelak nanti aku akan melangkah dengan kelembutan rasa cokelat yang begitu manis. Mendekatlah denganku. Wahai bongkahan cokelat. Kamu memiliki banyak arti, meski tubuh mu begitu kelam, namun keberadaanmu sangat aku harapkan. Mereka tidak tahu siapa kamu, tapi percaya lah. Sedikit saja mereka menyentuhmu, mereka tidak akan beranjak dari manisnya rasa yang diberikan.

     Hye cokelat..Kalau kamu tidak keberatan, maukah kamu melangkah bersama denganku? Asam dan hampa nya aku akan lebih sempurna dengan kelembutan rasa yang kamu berikan dan mereka akan berterimakasih padamu, ternyata cokelat yang kelam memiliki keistimewaan yang lebih sempurna dibanding dengan strawberry cantik. Tersenyumlah, berikan senyummu kepada mereka yang memaki. Hye cokelat..Mungkin saja kelak aku dan kamu akan menjadi strawberry dengan kelembutan rasa cokelat

#baitdalamcerita
       13.09.16

Comments